BERITA UNIK

Attila the Hun, Murka Tuhan dari Hungaria

PinoQQ LoungeAttila the Hun, Murka Tuhan dari Hungaria. Dikenal sebagai “Flagellum Dei” atau “murka Tuhan”-sebagaimana ditulis dalam laman History-Attila the Hun adalah salah satu musuh paling menakutkan yang pernah dihadapi bangsa Romawi. Lalu, hal apa saja yang membuat pemimpin barbar ini begitu menarik bagi bangsa Romawi? Berikut 6 fakta menarik tentang Attila the Hun

Attila the Hun, Murka Tuhan dari Hungaria

Attila the Hun Dari Hungaria adalah raja dari Kekaisaran Hun (434-453 SM), yang dikenal sebagai salah satu kekaisaran terbesar di Eropa pada masa itu, di mana wilayahnya membentang dari Eropa Tengah sampai ke Laut Hitam, dan dari Sungai Danube sampai ke Laut Baltik Hungaria.

1. Mendapatkan pendidikan yang istimewa sedari dini

Attila the Hun, Murka Tuhan dari Hungaria

Jauh dari stereotip orang barbar yang kotor dan tidak berpendidikan, Attila dilahirkan Di Hungaria (diperkirakan pada awal abad ke-5 M) dari keluarga terkuat di utara Sungai Danube. Paman-pamannya, Octar dan Rugila, telah memerintah Kekaisaran Hun di akhir tahun 420-an sampai awal tahun 430-an. Sejak kecil, Attila dan kakak laki-lakinya, Bleda, menerima beberapa pelatihan khusus seperti memanah, bertempur dengan pedang, serta cara menunggang dan merawat kuda. Mereka berbicara (dan mungkin membaca) baik dengan bahasa Gotik maupun Latin, mempelajari taktik militer serta diplomatik. Kedua bersaudara itu juga selalu hadir ketika paman mereka menerima seorang duta besar dari Romawi.

2. Menegosiasikan perdamaian dengan Romawi di awal pemerintahannya

Attila the Hun, Murka Tuhan dari Hungaria

Dengan kematian paman mereka pada tahun 434, Bleda dan Attila mewarisi kontrol bersama atas Kekaisaran Hun. Langkah pertama mereka adalah menegosiasikan perjanjian dengan Kekaisaran Romawi Timur (Byzantium), di mana Kaisar Theodosius II setuju untuk membayar sekitar 700 pon emas setiap tahun sebagai bukti perdamaian mereka. Tetapi selang beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 441, Attila menuduh Byzantium telah melanggar perjanjian mereka. Ia pun langsung memimpin serangkaian serangan dan menghancurkan kota-kota di Romawi Timur.

3. Menginvasi Gaul hanya untuk memenangkan seorang istri

Attila the Hun, Murka Tuhan dari Hungaria

Pada musim semi tahun 450, Honoria, saudari Valentian III, kaisar Romawi Barat, mengirimi Attila cincin. Ia meminta Attila untuk “menolongnya” dari pernikahan dengan seorang bangsawan Romawi yang dipaksakan oleh kakaknya.Attila, yang sudah memiliki beberapa istri (jumlah pastinya tidak diketahui), mengambil tawaran Honoria sebagai proposal. Dia mengklaim Honoria sebagai pengantin barunya, dan setengah Kekaisaran Romawi Barat sebagai mas kawinnya. Awalnya Honoria mengaku tidak bermaksud seperti itu, tetapi Valentian terlanjur marah setelah mengetahui rencana tersebut. Ia siap untuk mengirim Honoria melintasi Sungai Danube demi menenangkan Attila, walau akhirnya melunak dan membiarkannya menikahi bangsawan Romawi itu. PokerOnline

4. Menderita kekalahan pertama dan terakhirnya di Pertempuran Catalaunian

Pada tahun 451, sekitar 200.000 pasukan Hun menyerbu Gaul. Alasannya sangat jelas, Attila ingin merebut kembali Honoria sekaligus menginvasi Kekaisaran Romawi Barat. Ketika mereka bergerak melalui pedesaan dan membakar sekitarnya, pasukan Romawi yang dipimpin oleh Jenderal Flavius ​​Aetius — yang sebelumnya berhubungan baik dengan Attila — membentuk aliansi dengan Raja Theodoric I dari bangsa Visigoth. Gabungan pasukan Romawi-Goth kemudian menghadapi pasukan Hun dalam pertempuran di dataran Catalaunian, dan akhirnya berhasil mengalahkan Attila dalam salah satu konflik paling berdarah sepanjang sejarah. Theodoric terbunuh dalam pertempuran itu, sementara Attila menarik pasukannya dan mundur dari Gaul. Tetapi Attila bukanlah pria yang mudah putus asa, karena ia akan kembali menyerang Romawi satu tahun setelahnya.

5. Terlepas dari hasrat pasukannya akan emas, Attila sendiri hidup dengan sangat sederhana

Menurut Priscus — yang pernah mengunjungi markas Attila di dataran tinggi Hongaria bersama duta besar Romawi yang berkunjung pada tahun 449 — menyebutkan bahwa Attila suka membuat sebuah jamuan makan, di mana ia menyajikan makanan mewah kepada para tamunya dengan piring-piring perak. Attila sendiri, tambah Priscus, dilayani secara terpisah. Dia tidak memakan apa pun selain daging di atas piring kayu dan minum dengan gelas yang terbuat dari kayu. Tidak seperti bawahannya, yang dengan sombong memajang emas dan permata mereka di tali kekang atau persenjataan kuda mereka, “gaun Attila” sangatlah sederhana, tidak ditambah pernak-pernik apa pun, yang terpenting bersih dan masih bisa dipakai.

6. Meninggal secara mengerikan dan misterius di malam pertamanya

Attila the Hun, Murka Tuhan dari Hungaria

Meskipun mengerikan, kematian Attila tidak seperti yang dapat kita bayangkan. Kematiannya tidak seperti seorang pejuang besar atau pemimpin militer yang gugur dengan penuh kehormatan di medan perang. Semua ini bermula saat Attila memutuskan untuk meminang istri lagi, seorang wanita muda nan cantik bernama Ildico. Mereka menikah pada tahun 453, tepat di saat Attila sedang mempersiapkan serangan lain terhadap Byzantium dan kaisar barunya, Marcian. Selama pesta pernikahannya, Attila berpesta dan minum sampai larut malam. Keesokan paginya, setelah tidak muncul-muncul juga, para pengawalnya mendobrak pintu kamar pengantin dan mendapati Attila sudah mati, dengan Ildico yang menangis secara histeris di samping tempat tidurnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *