Pagi Penuh Asap di Kolaka Timur, Minum Kopi Tak Nikmat Lagi
BERITA UNIK

Pagi Penuh Asap di Kolaka Timur, Minum Kopi Tak Nikmat Lagi

PinoQQ Lounge– Pagi Penuh Asap di Kolaka Timur, Minum Kopi Tak Nikmat Lagi.Aktivitas minum kopi pagi hari di Kolaka Timur, tak senikmati biasanya sejak Kamis (5/9/2019) hingga Minggu, 8 September 2019. Lahan gambut yang terbakar, menyebabkan kabut asap turun pada sejumlah kecamatan sejak pukul 06.00 Wita hingga pukul 09.00 Wita.

Khusus di wilayah Kecamatan Rate-rate dan Lalolae, kabut asap menghalangi jarak pandang pengendara. Padahal, biasanya hanya ada kabut pegunungan yang biasanya akan tersapu angin dan sinar matahari pada pukul 08.00 Wita.

Kebakaran lahan gambut di Kabupaten Kolaka Timur sudah terjadi selama 12 hari. Tercatat, ada 4 kecamatan yang sudah merasakan dampak asap gambut, Kecamatan Lalolae, Tinondo, Mowewe, dan Rate-rate.

Selama 12 hari setelah hari pertama kebakaran, sekitar 230 hektare lahan gambut hangus terbakar. Api sempat mengecil, Jumat, 6 September 2019. Kemudian api kembali menyala, Sabtu (7/9/2019) hingga Senin (9/9/2019).

Ardi Masseng, warga Tinondo mengatakan, asap gambut sangat terasa saat pagi. Biasanya, hanya kabut di halaman rumah, kini bertambah sesak dengan bau khas rumput terbakar.Poker Online

“Kita mau minum kopi pagi hari saja sudah tak enak. Tapi, biasanya hilang kalau sudah ada angin pas matahari mulai naik,” ujar pria yang berperofesi petani itu.

Ardi Masseng dan sejumlah warga yang beraktivitas pada pagi hari cukup terganggu. Apalagi, pengemudi kendaraan lintas kabupaten dan provinsi yang melalui jalur di wilayah itu.

Manggala Agni Kesulitan

Pagi Penuh Asap di Kolaka Timur, Minum Kopi Tak Nikmat Lagi

Terik matahari kembali memancing si jago merah menyala di Kolaka Timur. Api yang sudah sempat mengecil karena dipadamkan tim gabungan, kini sudah menghanguskan lahan seluas 230 hektare.

Pergerakan arah angin juga bikin titik api dan sumber air makin menjauh.

Angin yang bertiup, makin memperluas jangkauan api. Ada dua kecamatan yang kini membakar lahan, Kecamatan Tinondo dan Lalolae. Meskipun demikian, pihak Manggala Agni tidak mempedulikan batas antara kecamatan.

“Kami fokus pada api. Sebenarnya hampir padam, tapi ternyata karena cuaca panas, api kembali menyala,” ujar Kepala Kantor Manggala Agni Daerah Operasi Tinanggea, Fanca Yanuar Kusuma, Sabtu (7/9/2019).

Masalah lainnya diungkap Fanca, sumber air makin jauh. Selain itu, selang yang ada tak mampu menyedot air dari aliran kali di sekitar lahan gambut terbakar. PinoQQ

Tandon air yang disediakan pihak Manggala Agni juga tak cukup banyak menyuplai persediaan air. Penyebabnya, tim pemadam kebakaran hutan hanya memiliki satu tandon kecil, sementara lahan yang terbakar sudah mencapai ratusan hektar.

“Hingga saat ini, sudah ada anggota Manggala Agni 15 orang. ditambah sukarelawan dari pencinta alam Kendari yang turun langsung di lokasi,” ujar Fanca.

Pagi Penuh Asap di Kolaka Timur, Minum Kopi Tak Nikmat Lagi

Baca Juga :Sarapan Sepotong Pizza Lebih Bergizi daripada Semangkuk Sereal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *