BERITA UNIK BERITA VIRAL Uncategorized

Riset Sebut Ikan Nila dan Lele Pernah Hidup di Gurun Sahara

PINOQQ LOUNGE Riset Sebut Ikan Nila dan Lele Pernah Hidup di Gurun Sahara . Para ilmuwan telah menemukan banyak tulang-tulang hewan di penampungan batu Takarkori di barat daya Libya. Ini memberikan informasi penting tentang penduduk manusia dari zaman Holocene yang tinggal di tempat yang sekarang disebut Gurun Sahara.

Di antara hewan-hewan yang ditemukan, ikan lele dan nila adalah yang paling banyak. Hal ini menunjukkan beberapa aspek baru dari kehidupan manusia purba ini. Penelitian ini diterbitkan pada Rabu (19/2)

Peneliti Wim Van Neer dari Museum Sejarah Alam di Belgia dan Savino di Lernia dari Universitas Sapienza Roma, Italia, serta rekan-rekan mereka,  memimpin penelitian ini di Sahara.

Dilansir di Court House News, Kamis (19/2) dijelaskan, wilayah ini telah digali sejak awal 1990-an dan terkenal sebagai tempat utama untuk bukti pendudukan manusia awal. Selama beberapa dekade terakhir, para arkeolog telah dapat merekonstruksi detail tentang manusia purba yang tinggal di sini 10 ribu tahun yang lalu berkat berbagai peninggalan dan artefak yang ditemukan dari situs-situs ini.

Banyak bukti ini telah ditemukan di situs terbuka yang tersebar di pegunungan. Namun, temuan yang lebih signifikan telah ditemukan disimpan di tempat perlindungan batu dan gua.

Saat ini, pegunungan Sahara Tadrart Acacus sangat kering, panas, dan berangin, tetapi tidak selalu seperti ini.  Citra satelit dan penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa Sahara pernah mengandung jaringan luas sungai, danau, dan badan air lainnya.

Peneliti mengungkan Riset Sebut Ikan Nila dan Lele Pernah Hidup di Gurun Sahara

Riset Sebut Ikan Nila dan Lele Pernah Hidup di Gurun Sahara

Menurut catatan fosil dari gunung-gunung ini, untuk sebagian besar periode waktu Holosen awal dan tengah (10.200 hingga 4.650 tahun yang lalu) iklim daerah ini lembab dan mengandung banyak air dan kehidupan tanaman. Catatan juga menunjukkan bukti beberapa pemukiman manusia dan beragam satwa liar.

Para peneliti ini menemukan bahwa tempat perlindungan batu di dalam jajaran pegunungan Tadrart Acacus tidak hanya menyimpan sisa flora dan fauna yang terpelihara dengan baik, tetapi juga artefak budaya yang signifikan dan kesopanan seni cadas dari penghuni awal Holocene dari tempat perlindungan ini.

Seni cadas adalah salah satu penemuan paling menarik dari penggalian ini, dan termasuk ribuan lukisan yang berasal dari 12.000 SM. Mereka menggambarkan gambar-gambar luar biasa yang menceritakan kisah tentang perubahan satwa liar dan peradaban dari waktu ke waktu. Baca Juga : Viral Seseorang Di Kalteng Isi BBM Pakai Wadah Berkapasitas 1.000 Liter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *