Dampak Negatif Sering Konsumsi Makanan Asam
BERITA KESEHATAN

Dampak Negatif Sering Konsumsi Makanan Asam

Pino QQ Lounge – Dampak Negatif Sering Konsumsi Makanan Asam Makanan asam menjadi makanan menantang di samping makanan pedas atau pahit. Banyak makanan asam adalah makanan yang sangat bergizi dengan sumber vitamin C yang baik. Anda mungkin pernah mendengar klaim bahwa terlalu banyak mengonsumsi makanan asam menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. 

Masalah ini berkisar dalam level ringan seperti sakit perut hingga level berat seperti kanker. The American Institute for Cancer Research memang membantah mitos ini. Namun, mengonsumsi makanan asam dapat menyebabkan masalah lain jika Anda memiliki masalah kesehatan yang dipicu oleh asam.

Pola makan yang memasukkan terlalu banyak makanan penghasil asam, dapat menyebabkan keasaman dalam urin serta efek negatif kesehatan lainnya. Terlalu banyak keasaman juga dapat menyebabkan kerusakan tulang dan otot.

Beberapa bukti menunjukkan bahwa asam fosfat, umumnya ditemukan dalam soda yang lebih gelap, terkait dengan kepadatan tulang yang lebih rendah.

Penting untuk membatasi jumlah konsumsi makanan dengan kadar asam yang tinggi.

Berikut Dampak Negatif Sering Konsumsi Makanan Asam

Rusak enamel gigi

Ilustrasi dokter gigi (iStockphoto)
Ilustrasi gigi (iStockphoto)

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam “Nutrition Research” edisi Mei 2008, minum terlalu banyak minuman asam dapat merusak enamel gigi. Para peneliti menguji minuman olahraga, minuman energi, cola dan jus apel, yang bersifat asam. Studi tersebut menunjukkan bagaimana, seiring waktu, mengonsumsi terlalu banyak minuman asam ini meningkatkan risiko kerusakan gigi.

Para peneliti menemukan bahwa minuman olahraga dan minuman energi menimbulkan risiko terbesar, diikuti oleh cola dan jus asam. Ini mungkin penting jika seseorang lebih berisiko mengalami kerusakan gigi dan memiliki kebiasaan mengonsumsi minuman asam. Poker Online

Gastroesophageal reflux

ilustrasi asam lambung (Sumber: istockphoto)
ilustrasi Gastroesophageal reflux(Sumber: istockphoto)

Ada kondisi kesehatan yang memperburuk makanan asam. Gastroesophageal reflux, atau acid reflux, adalah salah satu dari kondisi ini. kondisi ini terjadi ketika cairan pencernaan kembali ke kerongkongan. Hasilnya adalah ketidaknyamanan pencernaan seperti mulas, yang merupakan sensasi terbakar di dada.

Sfingter esofagus bagian bawah (LES) adalah pita otot melingkar di ujung esofagus. Saat berfungsi dengan benar, ia akan rileks dan terbuka saat menelan. Kemudian otot ini akan mengencangkan dan menutup lagi. Refluks asam terjadi ketika LES tidak mengencang atau menutup dengan benar.

Ini memungkinkan cairan pencernaan dan isi lain dari perut naik ke kerongkongan. Untuk mengatasi gejala, dokter dapat merekomendasikan untuk mengurangi makanan yang bersifat asam.

Risiko Ketidakseimbangan Ph tubuh

Terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman asam akan menyebabkan ketidakseimbangan pH tubuh. Tubuh terus bekerja untuk menjaga keseimbangan pH yang tepat antara 7,35 dan 7,45. Sebagai referensi, pH air murni adalah 7. Ketika tingkat pH turun di bawah 7,35, secara klinis tubuh mengalami asidosis dan sistem saraf pusat akan mulai tertekan.

Jika tingkat pH turun di bawah 7, seseorang akan memiliki asidosis berat, yang dapat menyebabkan koma dan akhirnya menjadi fatal. Ketika tingkat pH naik di atas 7,45, tubuh mengalami alkalosis. Alkalosis membuat sistem saraf hipersensitif, mengakibatkan kejang otot dan kejang.

Menyebabkan Hipoglikemia

Kiat Menjaga Gula Darah Tetap Normal
Gula darah

Asupan asam secara teratur dalam jumlah besar dapat menyebabkan penurunan signifikan kadar glukosa serum, yang mengakibatkan hipoglikemia. Hipoglikemia adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh kadar gula darah (glukosa) yang sangat rendah, sumber energi utama tubuh. PinoQQ

Hipoglikemia sering berkaitan dengan pengobatan diabetes. Namun, berbagai kondisi salah satunya terlalu sering mengonsumsi makanan asam. Pengobatan segera hipoglikemia diperlukan ketika kadar gula darah mencapai 70 miligram per desiliter (mg / dL) atau 3,9 milimol per liter (mmol / L) atau lebih rendah.

Baca Juga : Trik Menikmati Gorengan Tanpa Takut Kolesterol Naik ala Dokter Jantung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *