BERITA UNIK

Fenomena Ubur ubur Penuhi Pelabuhan Probolinggo

PINOQQ– Warga Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur, digegerkan dengan kemunculan ribuan ubur-ubur di pelabuhan Tanjung Tembaga. Banyaknya hewan bertubuh lunak itu sampai menutupi permukaan air laut. Fenomena Ubur ubur Penuhi Pelabuhan Probolinggo

” Untuk sekarang lagi musim ubur-ubur, biasanya setahun sekali akan datang ubur-ubur dan jumlahnya begitu banyak. Dan airnya sedang pasang, ubur-ubur suka di air yang hangat,” ujar Hari Pramono, salah satu warga sekitar pelabuhan, Dikutip dari mainpinoqq,com

Kemunculan ribuan ubur-ubur memang merupakan fenomena tahunan. Meski begitu, tak sedikit warga yang dibuat penasaran hingga menyaksikan langsung kemunculan ubur-ubur tersebut.

Namun demikian, warga diharuskan tetap berhati-hati agar tidak terkena sengatan ubur-ubur. Karena sengatan hewan ini bisa menimbulkan rasa gatal yang sangat.

” Bagi kami, hal itu tidak mengganggu aktivitas jegur (mandi) laut. Tapi Bagi lainnya keberadaannya cukup menggangu. Tidak bahaya, yang bahaya koksangkok, kata orang Madura, yaitu ubur-ubur kecil dan buntutnya panjang, tapi ubur-ubur putih ini biasa saja,” kata Hari yang juga Ketua Asosiasi Sahabat Laut itu.

Ganggu Pemancing Ikan

Bagi pemancing ikan, keberadaan ubur-ubur ini sangat mengganggu. mereka tidak bisa mendapat hasil tangkapan bagus jika fenomena ini terjadi meski telah memasang umpan berjam-jam.

Fenomena Ubur ubur Penuhi Pelabuhan Probolinggo

Dapat satu cuma, yang pertama airnya naik dari pagi. Yang kedua ubur-ubur ini. Ya sangat mengganggu, ikan menjauh karena air dipenuhi ubur-ubur,” kata Bambang, pemancing di Pelabuhan Tanjung Tembaga.

Dalam beberapa tahun terakhir, hewan pemakan plankton itu berkoloni di sepanjang laut utara Probolinggo. Ubur-ubur menginvasi dari perairan Australia ke Selat Madura yang suhunya lebih hangat.

Fenomena Aneh di Solo, Ribuan Cacing Mendadak Keluar dari Tanah

Terjadi fenomena aneh di Solo, Jawa Tengah. Ribuan cacing tiba-tiba keluar ke permukaan tanah, pada Sabtu 18 April 2020. Diduga cacing tanah keluar karena kelembapan tanah berubah.

dikutip dari mainpinoqq.com, Minggu 19 April 2020, salah satu pedagang di Pasar Gede Solo, Marsono, mengatakan bahwa cacing-cacing itu mulai terlihat keluar dalam jumlah cukup banyak pada pukul 05.30 WIB.

Cacing-cacing itu muncul di sisi taman sebelah utara Pasar Gede hingga merayap ke jalur pedestrian. Marsono lalu berinisiatif membersihkan cacing-cacing tanah di jalur tersebut dengan menyapunya.

” Jumlahnya cukup besar. Yang saya sapu di sekitar sini, kalau dikumpulkan bisa satu ember kecil itu penuh,” kata dia.

Baru Kali Ini Terjadi

Menurutnya, selama berjualan di pasar tersebut baru kali ini menemui fenomena aneh keluarnya cacing tanah ke permukaan dalam jumlah yang cukup banyak. Bahkan, para karyawannya pun merasa jijik melihat cacing yang keluar pada pagi hari tadi.

” Saya yang laki-laki dan biasa mancing saja jijik melihatnya karena saking begitu banyaknya. Setelah melihat cacing itu mau makan aja nggak doyan, cuma jijik saja mosok sampai sebegitu banyaknya,” sebutnya.

Ia pun tidak habis pikir dengan fenomena aneh tersebut. Bahkan, cacing yang keluar di dekat lokasi yang biasa digunakan untuk jualan leker itu jumlahnya lebih banyak.

Efek Penyemprotan Disinfektan?

” Kayak nggak nalar aja, entah dari mana cacing itu keluarnya. Ya seperti mau pindah tempat. Yang parah itu di dekat penjual leker itu, saking banyaknya cacing itu sudah kayak bakmi,” kata dia.

Sementara itu menurut Ichsan, salah satu warga Kelurahan Jagalan, Kecematan Jebres, Solo, fenomena yang sama terjadi di lingkungannya. Namun jumlah cacing tanah yang keluar ke permukan tidak sebanyak di Pasar Gede.

” Tumben cacing tanah yang keluar banyak, padahal biasanya nggak ada,” katanya.5 dari 5 halaman

Menurut pakar lingkungan hidup Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prabang Setyono, munculnya fenomena aneh itu terkait dengan masa transisi perubahan cuaca dari musim penghujan ke musim kemarau. Akibatnya kelembaban tanah menjadi berubah adanya peningkatan suhu.

” Cacing itu habitatnya di agregat tanah sehingga bisa jadi kelembaban tanah terjadi perubahan drastis jika mau ada perubahan musim. Kurang lebih dua bulan masa transisi itu,” katanya.

Cacing-cacing itu keluar mencari perlindungan sebab di dalam tanah suhu menjadi panas. Fenomena ini tidak ada sangkut pautnya dengan maraknya penyemprotan disinfektan di sejumlah lokasi untuk pencegahan dan penyebaran virus corona Covid-19.

” Tidak ada kaitannya dengan penyemprotan (disinfektan) karena penyemprotan itu tidak seperti yang digebyur ke tanah, kemudian cacingnya muncul di satu tempat. Tapi ini tidak hanya satu, tempat saya juga,” kata Ichsan.

“ Ini kejadiannya di banyak tempat dan masif. Sepertinya ada anomali,” tambah dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *