Uncategorized

Nikotin atau Tar Mana yang Lebih Berbahaya

Mana yang Lebih Berbahaya, Nikotin atau Tar?
Nikotin atau Tar Mana yang Lebih Berbahaya

Nikotin atau Tar Mana yang Lebih Berbahaya. Adalah zat stimulan yang dapat mempercepat transimisi pesan antar otak dan tubuh. Di sisi lain, tar adalah partikel kimia yang di hasilkan dari rokok yang di bakar.

Nikotin dan tar adalah dua bahan kimia yang sering di temukan pada rokok. Dampak dari kedua bahan ini masih sering di salahpahami bagi perokok. PinoQQ Situr Games Tergacor

Selama ini, nikotin di labeli sebagai zat yang paling berbahaya bagi kesehatan ketimbang tar. Lantas, mana sebenarnya yang lebih berbahaya? Simak penjelasannya menurut pakar.

Nikotin bukan termasuk karsinogen

Menurut peneliti dari universitas ternama nasional dan lembaga penelitian di Inggris Raya, nikotin bukan termasuk karsinogen dan tidak menjadi penyebab utama atas bahaya rokok.

Peneliti dari Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB), Mohammad Khotib, menjelaskan nikotin adalah senyawa kimia yang secara alami terdapat pada tembakau. Senyawa tersebut masuk ke dalam golongan alkaloid.

Secara natural, nikotin juga dapat di temukan pada beberapa tanaman lainnya seperti kentang, terong, dan tomat, tetapi konsentrasinya masih kecil.

“Secara kimia, nikotin adalah senyawa tunggal. Nikotin kecenderungannya lebih ke arah adiktif sehingga menciptakan ketergantungan,” ucapnya pada Selasa (21/2/2023) dalam sebuah rilis yang di terima IDN Times.

Tar menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan

Berbeda dengan nikotin, tar merupakan kumpulan dari berbagai senyawa yang timbul dari proses pembakaran pada rokok. Berdasarkan karakteristik dari berbagai penelitian, tar di identifikasi mengandung senyawa-senyawa karsinogenik.

“Efek negatif TAR itu yang dominannya adalah karsinogenik. Hal ini yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Kalau nikotin kecenderungannya karena efek adiktifnya,” jelas Khotib.

Data dari National Cancer Institute Amerika Serikat juga menunjukkan bahwa tar mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat memicu kanker paru-paru, emfisema, dan masalah paru-paru lainnya.

Tak hanya itu, tar bisa menyebabkan gigi berubah menjadi kekuningan dan kecokelatan. Tar bisa menumpuk pada gigi dan menempel pada lapisan terluar gigi (email). Seiring waktu, gigi akan mengalami kerusakan jika tidak di rawat dengan baik.

Kurangi paparan tar dengan berhenti merokok atau produk alternatif lain

Ahli Toksikologi dan Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (UNAIR), Shoim Hidayat, menambahkan bahwa nikotin yang di anggap sebagai sumber masalah kesehatan pada rokok ketimbang tar termasuk kurang tepat. Faktanya, tar menjadi penyebab timbulnya berbagai penyakit akibat konsumsi rokok.

“Jadi, nikotin sama sekali bukan karsinogen. Bahan-bahan karsinogen adanya di dalam tar,” tegasnya.

Sebagai langkah antisipatif, Shoim menyarankan perokok dewasa untuk berhenti merokok agar mengurangi paparan tar. Jika hal tersebut sulit di lakukan, perokok dewasa bisa beralih ke produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin.

Produk tersebut menerapkan sistem pemanasan sehingga menghasilkan uap air (aerosol). Oleh karena itu, profil risikonya jauh lebih rendah daripada rokok.

Jika di bandingkan, tar di anggap lebih berbahaya ketimbang nikotin menurut para ahli. Tar adalah bahan kimia dalam rokok yang bersifat karsinogenik dan bisa menyebabkan masalah kesehatan lainnya, seperti gigi kuning dan penyakit paru-paru.

SUMBER : jayapino.org

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *