pinoqqlounge : Roti buaya adalah salah satu roti khas suku Betawi. Disebut roti buaya karena memang bentuknya yang menyerupai buaya.
Roti buaya sendiri menjadi salah satu seserahan wajib dalam pernikahan adat Betawi. Bukan karena ukuran roti yang besar, atau rasa yang enak tapi karena filosofi yang ada di dalamnya lho!
1 Roti buaya dibuat untuk menandingi bangsa Eropa
Seperti yang kita ketahui, bunga dan coklat menjadi dua hal yang identik dengan pernyataan cinta.
Pada masa penjajahan, orang-orang Eropa yang tinggal di Indonesia juga selalu menyatakan perasaannya dengan memberikan bunga atau coklat kepada orang yang dia cintai.
Tidak mau kalah dengan bangsa Eropa, warga Betawi kemudian mencari cara lain untuk menyatakan cinta mereka pada pasangan. Sumber : pinoQQ – poker online
Bukan dengan memberikan bunga apalagi coklat melainkan sepasang roti buaya di hari pernikahannya.
2 Sesuai dengan namanya roti ini memang terinspirasi dari buaya
Kamu mungkin bingung, bagaimana mungkin hewan ganas satu ini bisa jadi perlambang cinta. Buaya dipilih karena dia merupakan hewan yang setia pada pasangannya.
Di balik keganasannya, seekor buaya jantan hanya akan menikahi satu betina seumur hidupnya. Kesetiaan buaya ini yang kemudian menginspirasi suku Betawi.
Dengan memberikan sepasang roti buaya saat pernikahan, diharapkan pasangan pengantin ini akan selalu setia sampai maut memisahkan mereka.
baca juga : Hotel Di Sabang Yang Gak Kalah Eksotis Dari Panorama Bali
3 Selain kesetiaan, roti buaya juga jadi lambang kemapanan
Selain karena kesetiaannya pada pasangan, alasan lainnya adalah karena buaya adalah hewan yang perkasa. Tidak seperti kebanyakan hewan lainnya, buaya bisa hidup di dua alam yaitu di air dan di darat.
Dengan memberikan sepasang roti buaya, diharapkan kedua mempelai bisa memiliki kehidupan rumah tangga yang tangguh dan bisa melewati berbagai cobaan bersama tanpa saling terpisahkan.
Selain itu dalam adat Betawi, buaya juga kerap jadi perlambang dari kemakmuran ekonomi dan kemapanan.
4 Roti buaya dibuat bukan untuk dimakan
Bukan hanya bentuk yang unik, roti buaya umumnya diberi isian coklat, keju atau rasa lainnya. Hal yang berbeda justru dilakukan oleh suku Betawi jaman dulu.
Alih-alih memberikan isian macam-macam, roti buaya dibuat sekeras mungkin tanpa ditambahi rasa.
Semakin keras roti buaya, maka kualitasnya semakin bagus karena itu artinya roti akan semakin awet.
Roti buaya dibuat sepasang betina dan jantan. Di hari pernikahan, roti buaya tidak akan di makan pengantin, melainkan untuk dipajang di tengah ruangan sampai acara selesai.
Kemudian roti ini disimpan di atas lemari pakaian yang ada di kamar pengantin dan dibiarkan membusuk.
Dari roti buaya yang sudah hancur inilah yang jadi perlambang sepasang suami istri tidak dapat dipisahkan hingga ajal mereka menjemput dan raga yang sudah membusuk.
5 Banyak orang percaya, roti buaya mampu mendatangkan jodoh
Berbeda dengan jaman dulu di mana roti dibuat keras hingga tidak bisa dimakan, roti buaya saat ini justru dibuat seenak mungkin dengan berbagai rasa.
Setelah acara selesai, roti buaya bisa dibagikan kepada tamu undangan terutama untuk tamu yang belum menikah.
Tujuannya tentu saja agar mereka yang belum sendiri bisa cepat mendapatkan jodohnya dan menyusul pasangan pengantin ke pelaminan.