Uncategorized

Jangan Memberi Nasihat kala Teman Curhat

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah pexels-alex-green-5699491-d42c89911329cc88659131fa9eeaf52f-5e808c97b66e3ca26bf90f61c72bd374-1.jpg
Jangan Memberi Nasihat kala Teman Curhat

PinoQQ Lounge Jangan Memberi Nasihat kala Teman Curhat. Saat ada teman atau orang terdekat yang curhat masalah ke kita, kita pasti ingin memberi solusi terbaik untuk membantu mereka. Namun terkadang, kita terlalu keras mencoba, yang malah membuat orang itu merasa risi. Alih-alih menyelesaikan masalah, keputusan kita untuk membantu tanpa di minta malah memperumit keadaan.

Tahukah kamu, terkadang saat seorang teman menceritakan masalah atau keluh kesah, mereka tidak butuh saran, nasihat, atau bahkan inisiatif kita untuk menyelesaikan masalah. Mereka hanya ingin di dengar saja. Mungkin kamu bertanya-tanya niatmu baik ingin membantu tapi kenapa malah memperumit suasana? Simak lima alasannya.

Jangan Memberi Nasihat kala Teman Curhat Terkadang, mereka hanya ingin di dengar

Sudah jauh-jauh mikir gimana solusinya, ternyata temanmu hanya butuh di dengar. Mungkin kamu memberi saran atau solusi yang ia sudah tahu harus ia lakukan. Hanya, karena beberapa alasan, ia tidak bisa melakukan itu sekarang.

Tidak perlu bersikap sok tahu atau sok bijak. Kamu memang ingin membantu menyelesaikan masalahnya, tapi mulailah dari langkah paling awal: menjadi pendengar yang tulus. Tunjukkan bahwa kamu benar-benar hadir untuknya, bahkan di saat-saat terburuk.

Jangan Memberi Nasihat kala Teman Curhat Kamu tidak tahu situasi yang sebenarnya

Kamu memberi solusi yang kamu pikir baik menurut versmu. Namun, apa itu juga baik menurut versi mereka? Kamu ingin membantu, tapi kamu tidak benar-benar ada di sana saat masalah itu terjadi. Bagaimana bisa kamu berkata “aku tahu yang terbaik”?

Di sinilah sikap rendah hati di perlukan. Penting untuk kita tidak bersikap sok tahu dan mau belajar untuk mengerti situasi berdasarkan sudut pandang orang lain.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Media Sosial Bukan Tempat untuk Curhat

Mereka hanya perlu validasi

Validasi berarti menerima pikiran, perasaan, dan pendapat orang itu meski kamu belum atau tidak setuju dengannya. Namun, bukannya memperkeruh suasana dengan adu nasib atau malah menjejeli dengan nasihat yang tak perlu, belajarlah untuk menerima curhatan mereka apa adanya.

Ia bisa membedakan, kok, mana orang yang mendengar dengan tulus dan sungguh-sungguh, mana yang hanya sekadar “mendengar”. Kita sering meremehkan karena ini terdengar sederhana. Kita lupa bahwa yang sederhana justru yang berdampak banyak.

Belajar untuk mengerti posisi temanmu

Kalau kamu belajar untuk menahan diri dari segala pikiran dan asumsi, serta mencoba untuk benar-benar hadir dalam konversasi, perlahan kamu akan mengerti posisi temanmu. Kamu tidak lagi fokus pada pikiranmu, tapi pada pikiran temanmu, perasaannya, dan alasan yang membuat dia mengambil tindakan atau keputusan itu.

Dari sana, kamu pun belajar untuk mengenal temanmu lebih dekat. Ini penting dalam hubungan agar tercipta keintiman yang sifatnya dua arah. Kamu mau belajar mengenal dia, begitu pun sebaliknya.

Tidak semua konflik bisa di selesaikan secara tergesa

Tidak enak melihat orang yang kita kasihi di landa masalah dan kesedihan. Terkadang ini yang membuat kita begitu terburu-buru dalam mengambil keputusan atau memaksakan kehendak agar masalah cepat selesai.

Tapi, guys, ingatlah bahwa masalah ini juga salah satu hal yang membantu temanmu untuk bertumbuh. Proses yang di lalui memang tidak menyenangkan, tapi ini juga yang membantu mendekatkan kalian.

Ada banyak cara yang kita pikir baik untuk menyelesaikan masalah, malah menjerumuskan. Terkadang kuncinya ialah duduk, diam, dan mendengar. Sesederhana itu.

Baca Juga: 5 Cara Respon Teman yang Selalu Curhat tentang Topik yang Sama

Sumber : jayapino.org

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *