Uncategorized

Tes Kesuburan Untuk Perempuan

Tes Kesuburan untuk Perempuan, Apa Saja yang Diperlukan?
Tes Kesuburan Untuk Perempuan

Tes Kesuburan Untuk Perempuan. Belum di karuniai anak setelah satu tahun menikah dan mulai khawatir? Kamu dan pasangan harus mempertimbangkan untuk menjalani penilaian fisik dan medis yang komprehensif, seperti tes kesuburan untuk perempuan dan analisis semen untuk laki-laki. PinoQQ Situs Games Online

Studi dari National Institute of Environmental Health Sciences menemukan bahwa mayoritas perempuan hingga usia 39 tahun yang tidak hamil pada tahun pertama mereka hamil pada tahun kedua tanpa bantuan medis. Untuk perempuan usia antara 27 dan 34 tahun, hanya 6 persen yang tidak bisa hamil pada tahun kedua. Sementara itu, untuk perempuan usia 35 hingga 39 tahun, hanya 9 persen yang tidak dapat hamil pada tahun kedua, asalkan pasangan mereka berusia di bawah 40 tahun.

Para ahli menganjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter jika telah rutin berhubungan seks tanpa kontrasepsi selama 12 bulan jika berusia di bawah 35 tahun dan selama 6 bulan jika kamu berusia di atas 35 tahun.

Karena faktor laki-laki menyumbang sekitar 50 persen dari semua kasus infertilitas, penting untuk memeriksa kamu maupun pasangan untuk kemungkinan masalah infertilitas, mengutip American Pregnancy Association (APA).

Tes kesuburan pada perempuan membantu mengidentifikasi penyebab ketidaksuburan sehingga kondisi ini bisa di obati dengan benar, sehingga kamu dan pasangan dapat memiliki peluang terbaik untuk hamil.

Kapan tes kesuburan perempuan di perlukan?

Seperti di jelaskan dalam laman Women & Infants Fertility Center, selain perempuan yang tidak bisa hamil selama satu tahun (enam bulan jika di atas usia 35 tahun), perempuan dengan kondisi berikut ini harus mempertimbangkan tes kesuburan:

Masalah sistem reproduksi yang di diagnosis pada saluran tuba, ovarium, atau rahim.
Haid yang berat, tidak teratur (lebih dari 35 hari antar periode), atau tidak ada menstruasi.
Keguguran berulang.
Riwayat penyakit radang panggul, nyeri panggul, atau endometriosis.
Memiliki pasangan yang di duga atau teridentifikasi memiliki masalah kesuburan.

Menemui dokter kandungan ahli fertilitas

Kalau kamu khawatir tentang infertilitas, hal terbaik yang harus di lakukan adalah membuat janji dengan dokter. Rekomendasinya adalah spesialis infertilitas.

Mereka akan berbicara dengan kamu dan pasangan tentang kesehatan dan kesehatan medis. Walaupun kamu mungkin merasa beberapa pertanyaan canggung atau memalukan, tetapi ini adalah cara terbaik untuk mengevaluasi apa yang mungkin menyebabkan masalah.

Di lansir WebMD, ber bagai pertanyaan yang mungkin di ajukan oleh dokter antara lain:

Riwayat medis, termasuk ada atau tidaknya kondisi kronis atau operasi.
Obat-obatan yang di konsumsi.
Apakah kamu dan/atau pasangan merokok, minum alkohol, mengonsumsi kafein, atau menggunakan narkotika.
Apakah kamu dan/atau pasangan terpapar bahan kimia, toksin, atau radiasi di rumah atau tempat kerja.
Dokter juga harus mengetahui kehidupan seksual kamu dan pasangan. Bentuk pertanyaannya seperti:

Seberapa sering kamu dan pasangan berhubungan seks

Riwayat penggunaan kontrasepsi.
Apakah kamu dan/atau pasangan memiliki penyakit menular seksual, memiliki kesulitan dalam berhubungan seks., berhubungan seks di luar pernikahan.
Selain itu, dokter juga akan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan siklus menstruasi, di antaranya:

Apakah pernah hamil sebelumnya.
Seberapa sering kamu menstruasi pada tahun sebelumnya.
Apakah siklus menstruasi tidak teratur dan melewatkan periode menstruasi atau mengalami bercak atau flek di antara siklus menstruasi.
Apakah kamu mengalami perubahan dalam aliran darah menstruasi atau adanya gumpalan darah besar.
Metode kontrasepsi apa yang pernah di gunakan.
Apakah pernah menemui dokter untuk masalah infertilitas sebelumnya, dan apakah pernah mendapatkan perawatan untuk itu.
Dalam banyak kasus, infertilitas adalah hasil dari kombinasi masalah, terkadang pada setiap pasangan, yang membuat pemeriksaan menyeluruh menjadi penting.

Sebelum menemui spesialis, pastikan kamu memahami biaya tes infertilitas, apakah ditanggung asuransi, dan komitmen.

Tes kesuburan untuk perempuan

Tidak ada tes tunggal terbaik untuk infertilitas. Dokter akan menggunakan berbagai cara untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin berkontribusi dalam menyebabkan masalah kesuburan.

Menurut APA, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh. Area seperti tiroid, payudara, dan pertumbuhan rambut akan di periksa. Pemeriksaan panggul juga merupakan bagian penting dari tes kesuburan perempuan, bersama dengan Pap smear.

Setelah pemeriksaan tersebut, dokter mungkin ingin melanjutkan dengan beberapa pengujian awal. Pengujian awal ini akan mengevaluasi hal-hal seperti:

Apakah ovulasi terjadi.
Kapan ovulasi seharusnya terjadi.
Fungsi ovarium.
Fungsi rahim selama proses ovulasi.
Idealnya, kamu sudah mulai melacak masa ovulasi lewat kesadaran akan kesuburan atau monitor kesuburan. Ini akan memberi informasi kepada dokter tentang ovulasi kamu. Biasanya salah satu pertanyaan pertama tentang kesuburan perempuan adalah apakah kamu sedang berovulasi atau tidak.

Evaluasi ovulasi dapat di bagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

Tes ovulasi: Untuk memastikan apakah ovulasi terjadi dengan melihat grafik suhu tubuh, menggunakan alat prediksi ovulasi dan tes darah, serta ultrasound.
Tes fungsi ovarium: Tes ini di lakukan untuk melihat bagaimana hormon berfungsi dan bekerja selama siklus ovulasi. Termasuk day 3 FSH (mengukur hormon perangsang folikel), day 3 estradiol (mengukur estrogen), ultrasound (untuk mengonfirmasi ovulasi terjadi), dan tes darah untuk menentukan kadar inhibin B.
Pengujian fase luteal: Ini akan mengevaluasi kadar progesteron, pengujian hormon yang lebih ekstensif, dan mungkin biopsi endometrium.
Tes hormon: Hampir semua pengujian ini akan berkisar pada tes hormon menyeluruh.
Tes hormon ini meliputi:

Hormon luteinizing.
FSH.
Estradiol.
Progesteron.
Prolaktin.
Free T3.
Testosteron total.
Free testosterone index.
DHEAS.
Androstenedione.

Tes-tes berikut juga biasa di gunakan pada siklus evaluasi pertama:

Tes lendir serviks: Ini melibatkan tes pasca-coitus (PCT) yang menentukan apakah sperma mampu menembus dan bertahan hidup di lendir serviks. Ini juga melibatkan penyaringan bakteri.
Tes USG: Ini di gunakan untuk menilai ketebalan lapisan rahim (endometrium) untuk memantau perkembangan folikel dan untuk memeriksa kondisi rahim dan ovarium. Ultrasonografi dapat di lakukan dua hingga tiga hari kemudian untuk memastikan bahwa sel telur telah di lepaskan.
Jika analisis air mani dan pengujian di atas hasilnya normal, ada juga pengujian tambahan yang mungkin direkomendasikan oleh dokter. Tes ini dapat meliputi:

Hysterosalpingogram (HSG): Ini adalah rontgen rahim dan saluran tuba. Pewarna di suntikkan melalui serviks ke dalam rahim dan saluran tuba. Pewarna memungkinkan ahli radiologi untuk melihat apakah ada penyumbatan atau masalah lain.
Histeroskopi: Ini adalah prosedur yang dapat di gunakan jika HSG menunjukkan kemungkinan adanya kelainan. Histeroskop di masukkan melalui serviks ke dalam rahim, yang memungkinkan dokter untuk melihat kelainan, pertumbuhan, atau jaringan parut di dalam rahim. Histeroskop memungkinkan dokter untuk mengambil gambar yang dapat di gunakan untuk referensi di masa mendatang.
Laparoskopi: Ini adalah prosedur yang di lakukan di bawah anestesi umum, yang melibatkan penggunaan teleskop serat optik sempit di bawahnya. Laparoskop di masukkan ke dalam perut untuk memberikan pandangan tentang rahim, saluran tuba, dan ovarium. Jika di temukan kelainan seperti endometriosis, jaringan parut, atau perlengketan (adhesi) lainnya, kelainan tersebut dapat di hilangkan dengan laser. Penting untuk memastikan bahwa kamu tidak hamil sebelum tes ini di lakukan.
Biopsi endometrium: Ini adalah prosedur yang melibatkan pengikisan sejumlah kecil jaringan dari endometrium sesaat sebelum menstruasi. Prosedur ini di lakukan untuk menentukan apakah lapisannya cukup tebal untuk telur yang telah di buahi untuk ditanamkan dan tumbuh. Pastikan kamu tidak hamil sebelum tes ini di lakukan.
Tidak semua perempuan menjalani semua tes di atas. Dokter akan memberikan rekomendasi yang tepat sesuai situasi kamu. Setelah pengujian selesai, sekitar 85 persen pasangan akan mengetahui penyebab mereka kesulitan untuk hamil.

Pengaruh gaya hidup terhadap kesuburan

Bahkan jika tes kesuburan pasangan semuanya hasilnya normal, bisa jadi ada faktor lain yang menghalangi konsepsi dan kehamilan yang sehat.

Sebagai contoh, sebuah studi dalam jurnal Dialogues in Clinical Neuroscience tahun 2018 menunjukkan bahwa stres dapat memengaruhi kemampuan perempuan untuk hamil.

Penulis studi tersebut menyatakan bahwa intervensi psikologis—seperti terapi perilaku kognitif, suatu bentuk terapi bicara yang membantu orang mengubah keyakinan dan pemikiran mereka yang membatasi dan menurunkan stres—dapat membantu orang dengan infertilitas dengan mengurangi kecemasan dan depresi dan mungkin meningkatkan peluang kehamilan yang lebih tinggi.

Fakta gaya hidup lain yang juga dapat memengaruhi kesuburan termasuk merokok, nutrisi, dan aktivitas fisik.

Misalnya, dalam tinjauan literatur dalam Journal of Translational Medicine tahun tahun 2022, para peneliti membandingkan tingkat aktivitas fisik pada ribuan peserta dan menemukan bahwa untuk laki-laki dan perempuan, aktivitas fisik tingkat rendah dan sedang mengurangi risiko infertilitas, meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan. Akan tetapi, aktivitas fisik tingkat tinggi cenderung meningkatkan risiko kemandulan, membuat kehamilan menjadi lebih sulit.

Hasil tes kesuburan untuk perempuan akan di bahas dalam konsultasi dengan dokter spesialis kesuburan. Dokter akan memberi tahun kamu tentang status kesuburan serta memberikan saran tentang perubahan gaya hidup yang mungkin di perlukan untuk meningkatkan kesehatan dan memaksimalkan potensi kesuburan. Dokter juga akan berdiskusi dengan kamu jika ada perawatan yang mungkin di butuhkan untuk kamu mencapai kehamilan.

SUMBER : jayapino.org

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *