ADUQ BANDAR POKER BANDAR66 BANDARQ

Wonderkid Kariernya Hancur Akibat Ulah Sendiri

Wonderkid Kariernya Hancur Akibat Ulah Sendiri

PINOQQ– Wonderkid Kariernya Hancur Akibat Ulah Sendiri. Kemunculan pemain muda yang usianya belum mencapai 21 tahun, dengan performa yang mengesankan dan keterampilan di atas rata-rata untuk usia mereka, kerap mendapatkan label wonderkid dari media dan fans. Mereka sering kali digadang-gadang akan menjadi pemain bintang di kemudian hari.

Namun, tak semua wonderkid bisa jadi pemain sepak bola berhasil. Bahkan, tak jarang masa depan karier mereka hancur akibat ulah sendiri. Kerasnya tekanan menjadi seorang pemain sepak bola profesional menuntut mental baja. Tak sedikit dari wonderkid yang gagal memiliki mental baja itu. Selain risiko cedera, para pemain muda yang telah menunjukkan potensi gemilang di level junior kerap terjebak berbagai masalah, baik di dalam maupun luar lapangan akibat perbuatan mereka sendiri. Contoh paling nyata bisa kamu lihat dari perjalanan karier ketujuh pemain yang sempat dilabeli Wonderkid di masa mudanya berikut. Silakan kamu nilai sendiri bagaimana berlangsungnya perjalanan karier mereka.  

Adriano tidak mampu bangkit dari keterpurukan pasca kematian ayahnya

Adriano menampilkan performa luar biasa ketika debut untuk Flamengo saat usianya masih 17 tahun pada Februari 2020. Ia berhasil mencetak 10 gol dalam 24 penampilan di seluruh kompetisi untuk Flamengo. Performa apiknya itu mengundang perhatian klub-klub besar Eropa. Inter Milan jadi klub yang berhasil mendatangkannya pada 2001.

Meski sempat mengalami kesulitan pada periode pertamanya di Inter Milan, Adriano akhirnya tampil impresif setelah merapat ke Parma. Ia moncer dengan catatan 26 gol dari 45 penampilan di semua kompetisi musim 2002/2003. Balik lagi ke Inter Milan, pemain asal Brasil itu pun kembali mencuri perhatian lewat torehan 28 gol dalam 42 pertandingan di semua kompetisi musim 2004/2005. Adriano juga sukses membawa Brasil menjadi juara FIFA Confederations Cup 2005 serta meraih penghargaan sepatu emas sebagai pencetak gol terbanyak dalam turnamen tersebut.

Ravel Morisson gagal mengoptimalkan potensinya karena menghadapi masalah di dalam dan luar lapangan

Ravel Morisson menjadi salah satu wonderkid yang kariernya hancur akibat ulahnya sendiri. Meski kemampuan Morisson sangat menonjol ketika masih bermain di akademi Manchester United pada usia 17 tahun, dia terjerat banyak masalah, baik di dalam maupun di luar lapangan. Padahal, Morisson mendapatkan pengakuan dari dua legenda Manchester United. Gary Neville dan Wayne Rooney menyebut bahwa pemain asal Inggris itu lebih baik daripada rekan setimnya di akademi MU, Paul Pogba.

Michael Johnson mengalami kehancuran kariernya akibat cedera parah dan terjerat dalam kasus kecelakaan lalu lintas

Michael Johnson menjadi salah satu debutan termuda dalam sejarah Manchester City ketika ia bermain di tim senior saat usianya masih 16 tahun selama era kepelatihan Stuart Pearce medio 2006/2007. Bahkan, ia pernah menjadi bintang kemenangan The Citizens ketika mengalahkan Derby County dengan skor 1-0. Saat itu, Johnson berhasil mencetak satu-satunya pencetak gol pada laga English Premier League (EPL) 2007/2008. Sayangnya, cedera serius menghantui karier Johnson dalam beberapa musim berikutnya yang menyebabkannya kehilangan tempat di tim utama Manchester City.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *