Alasan Ilmiah Jangan Pelihara Burung Hantu
Uncategorized

Alasan Ilmiah Jangan Pelihara Burung Hantu

Burung hantu perlu ruangan yang besar dan tidak di kurung di dalam sangkar

Alasan Ilmiah Jangan Pelihara Burung Hantu Burung hantu bukan binatang peliharaan yang mudah bagi pemula. Yang harus kamu ketahui, burung hantu perlu ruangan yang luas dan tidak bisa di kurung di dalam sangkar, jelas laman The Spruce Pets.

Kamu bisa memeliharanya di dalam rumah dan memberikan akses ke bak mandi yang harus selalu bersih. Mengapa?

Burung hantu perlu membersihkan bulunya secara rutin. Apabila bulunya kotor, saat terbang, sayapnya akan mengeluarkan suara.

Di alam liar, burung hantu terbang diam diam tanpa suara supaya mangsanya tidak menyadari kehadirannya. Selain itu, mereka perlu sering-sering terbang, jangan mengikat kakinya terus-menerus.

Burung hantu memakan daging, bisa hidup atau mati

Alasan Ilmiah Jangan Pelihara Burung Hantu Berbeda dengan burung hias seperti lovebird, burung hantu tidak bisa di beri makan biji-bijian, pelet atau sayur dan buah segar. Burung hantu merupakan hewan karnivora, di alam liar mereka akan berburu untuk memperoleh makanan. Mereka biasa memakan tikus, kelinci kecil, ayam kecil hingga marmut.

Kamu bisa memberi pakan dalam kondisi hidup atau mati. Selain itu, kamu juga bisa memberinya daging sapi atau ayam mentah.

Tapi, opsi ini tidak untuk jangka panjang, karena burung hantu lebih suka memakan hewan dalam kondisi utuh. Tidak di sarankan untuk memberinya cacing, serangga atau siput, ujar laman The Barn Owl Trust.

Merupakan hewan yang independen

Di alam liar, burung hantu adalah hewan yang soliter dan independen. Mereka biasa tinggal dan berburu sendiri, atau bersama dengan pasangan dan anaknya. Sifatnya ini membuat burung hantu kerap menyerang orang lain (selain pemiliknya) karena di anggap sebagai ancaman, jelas laman The Spruce Pets.

Burung hantu terikat secara emosional dengan pemiliknya, apalagi jika di rawat dengan baik. Itulah mengapa, saat kita jatuh sakit dan tidak bisa merawatnya, mereka akan menjadi stres dan depresi. Burung hantu akan semakin stres apabila mereka di pindah ke pemilik lain karena mereka menganggap pemiliknya sebagai keluarga.

Menuntut banyak perhatian dari pemiliknya

Meski tampangnya terlihat imut dan menggemaskan, burung hantu merupakan attention seeker. Mereka membutuhkan dan menuntut banyak perhatian dari pemiliknya.

Burung hantu akan memekik keras agar di perhatikan dan di turuti kemauannya, jelas laman Bird Eden. Dan mereka akan stres apabila di abaikan.

Hal ini akan menjadi masalah apabila kamu tinggal di lingkungan padat penduduk. Suara burung hantu yang keras akan mengganggu kenyamanan tetangga.

Burung hantu akan lebih berisik saat musim kawin tiba. Bahkan, mereka akan melakukannya di siang atau malam. Itulah mengapa burung hantu tidak terlalu cocok di jadikan hewan peliharaan.

Bulunya sering rontok, harus rajin di bersihkan

Bulu cantik burung hantu akan rontok dan berganti baru setiap tahun. Mereka juga sering memuntahkan pelet, yakni makanan yang tidak tercerna, seperti tulang, bulu, cakar dan gigi. Bulu dan pelet harus segera di buang dan dibersihkan, karena tidak baik bagi kesehatan burung hantu, terang laman Bird Eden.

FYI, menurut laman Owl Pages, proses pergantian bulu memakan waktu hingga 3 bulan. Jangan lupa untuk membersihkan kotorannya. Saat buang air besar, burung hantu akan membersihkan ceca, yang terletak di ujung usus setiap harinya. Baunya cukup menyengat dan konsistensinya berbentuk semi-padat.

Di beberapa wilayah, memelihara burung hantu butuh izin khusus

Memelihara burung hantu tidak bisa sembarangan. Di Amerika Serikat, burung hantu tergolong sebagai hewan liar dan calon pemilik harus di latih dahulu sebelum mendapat lisensi untuk memelihara. Berdasarkan aturan dari US Fish and Wildlife Service, jika kita gagal atau melanggar aturan, burung hantu itu akan di ambil dan di taruh di penangkaran.

Izin memelihara burung hantu di Amerika Serikat sangat ketat dan hanya di berikan pada orang yang bertujuan untuk menangkarkan burung atau menjadikannya sebagai program pendidikan, tukas laman Bird Eden. Di Indonesia, burung hantu tidak seharusnya di pelihara karena termasuk hewan liar, meski masih banyak di temukan di pasar hewan.

Jadi, masihkah kamu ingin memelihara burung hantu?

Dengan segala pertimbangan dan konsekuensi, pilihan terakhir ada di tanganmu. Menurut Diyah Wara Restiyati, ketua The Owl World of Indonesia, dari 58 spesies burung hantu di Indonesia, hanya 16 spesies di antaranya yang di lindungi oleh undang-undang. Pada kenyataannya, burung hantu banyak di jual, baik di pasar atau secara online. http://PINO LOUNGE

SITUS TERBAIK & TERPERCAYA SE-ASIA

Baca Juga: Klub Italia Paling Sering Dihadapi Liverpool di UCL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *