BANDARQ BERITA KESEHATAN TIPS & TRICK

Alasan Jadi Dewasa Gak Menyenangkan

PINOQQ LOUNGE – Alasan Jadi Dewasa Gak Menyenangkan. Pernah gak kamu berpikir bahwa ternyata hidup tak seindah dulu saat masih kecil? Waktu kecil, masalah berat yang kamu hadapi mungkin masih seputar PR sekolah, berantem dengan teman, atau rebutan mainan dengan saudara.

Masalah-masalah tadi rasanya sudah pelik banget dan bikin kamu berangan-angan untuk cepat tumbuh besar. Namun, semakin beranjak dewasa, kamu jadi makin sadar bahwa ada banyak sekali batasan yang kemudian bikin kamu jadi tertekan.

Beberapa poin ini menunjukkan kalau ternyata menjadi dewasa tidak semenyenangkan yang kamu kira. Apakah kamu merasakannya?

1. Tetap harus bersikap manis pada orang-orang yang gak kamu suka

5 Alasan Jadi Dewasa Gak Semenyenangkan yang Kamu Kira

Saat kecil mungkin kamu bebas untuk mengekspresikan langsung emosimu. Kalau lagi sebal sama teman, kamu bisa benar-benar gak menyapa sama sekali.

Sayangnya, ketika sudah dewasa, kamu sudah gak bisa lagi sebebas ini. Kadang kamu bertemu kondisi di mana mesti tetap bersikap manis pada orang yang kamu benci.

Sebagai contoh, di tempat kerja. Walaupun klienmu bawel, judes, dan kalau bicara menyakitkan, tetap saja kamu harus bersabar dan menghadapinya seolah-olah gak ada masalah. Kalau tidak, posisimu jadi taruhan!

2. Mau gak mau harus bersahabat dengan kesendirian

5 Alasan Jadi Dewasa Gak Semenyenangkan yang Kamu Kira

Waktu sekolah atau kuliah mungkin kamu termasuk siswa populer yang memiliki banyak teman dan ke mana-mana selalu rombongan. Semakin besar, kamu harus hadapi kenyataan bahwa tiap orang sudah punya kehidupan dan kesibukan masing-masing.

Kondisi ini yang bikin kamu mau gak mau harus bersahabat dengan kesendirian. Ingin jalan-jalan tapi gak ada teman yang bisa di ajak, ya sudah, belajar menikmati solo traveling.

3. Gak ada yang bisa di jadikan perlindungan, kamu harus bertanggung jawab sama diri sendiri

5 Alasan Jadi Dewasa Gak Semenyenangkan yang Kamu Kira

Kalau masih kecil dulu selalu bergantung dengan orangtua dan malah sering di jadikan tameng untuk menyelamatkanmu dari berbagai kesalahan yang kamu buat sendiri, kini gak lagi. Jadi dewasa artinya apa pun yang di lakukan mesti jadi tanggung jawab pribadi.

Saat melakukan kesalahan, kamu gak bisa lagi mengandalkan orangtua untuk menyelesaikannya. Suka gak suka mesti rendah diri untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf serta menanggung konsekuensinya.

4. Banyaknya tekanan sosial yang kerap mendikte pilihan hidupmu

5 Alasan Jadi Dewasa Gak Semenyenangkan yang Kamu Kira

Hidup bermasyarakat memang gak mudah. Ada banyak norma atau aturan sosial yang mesti di patuhi. Belum lagi budaya yang kalau gak d iikuti jadi tekanan tersendiri.

Misalnya, buat perempuan yang budaya patriarkinya masih kental, mungkin akan kesulitan ketika sudah hampir kepala tiga tapi belum juga menikah. Atau, kamu harus sabar ketika di gunjingkan tetangga karena memilih jadi working mom. Padahal, pilihan hidup perempuan tidak seharusnya jadi bahan komentar banyak orang.

Buat yang gak kuat mental, kadang tekanan ini kemudian mendorongmu memilih hal-hal yang sebenarnya gak kamu inginkan. Misalnya, resign dari tempat kerja akibat lelah dengan omongan keluarga atau orang-orang sekitar yang sering menyalahkan saat anak sedang alami masalah.

5. Semua membutuhkan uang

5 Alasan Jadi Dewasa Gak Semenyenangkan yang Kamu Kira

Saat masih kecil, kamu mungkin belum terlalu aware dengan uang. Pokoknya, kalau butuh sesuatu tinggal minta orangtua. Gimana nantinya orangtua mendapatkannya gak di pikirin.

Saat dewasa barulah terbuka pikiranmu kalau ternyata uang itu penting karena semuanya butuh uang. Kesadaran inilah yang kadang mendorongmu mengambil pilihan gak ideal tapi tetap menjalaninya. Misalnya, walaupun sudah gak kerasan di tempat kerja sekarang tapi tetap di jalani karena belum menemukan tempat kerja baru.

Hidup kadang serbasalah. Saat kecil buru-buru ingin jadi dewasa. Namun, ketika sudah dewasa malah sering mengeluh ingin kembali lagi ke masa kecil dulu.

Sebenarnya pola pikir ini menunjukkan bahwa tiap situasi gak ada yang sempurna. Masa dewasa yang dulu di idam-idamkan pun ternyata gak seindah yang di bayangkan. Nikmati saja waktumu dengan sebaik-baiknya, ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *