ADUQ BANDAR66

Jenis Kanker Sering Menyerang Anak.

PINOQQ LOUNGE – Jenis Kanker Sering Menyerang Anak. Jenis Kanker yang Menyerang Anak. Ada beberapa jenis kanker yang sering menyerang anak-anak. Kanker pada anak sering kali tidak terdeteksi sejak dini karena anak-anak kadang sulit menyampaikan keluhan yang dirasakannya.

Jenis Kanker yang Sering Menyerang Anak. Leukemia

Jenis Kanker yang Sering Menyerang Anak.

Leukemia atau kanker darah adalah jenis kanker yang paling banyak dialami oleh anak-anak di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Dari semua jenis kanker yang menyerang anak, 28 persennya adalah leukemia. Jenis leukemia yang paling banyak terjadi pada anak-anak adalah leukemia limfositik akut dan leukemia mieloid akut.

Leukemia pada anak-anak dapat dikenali dari beberapa gejala berikut ini:

  • Sering lemas, cepat lelah, dan lebih rewel
  • Kurang nafsu makan
  • Berat badan anak berkurang drastis
  • Mudah memar, mimisan, atau gusi sering berdarah
  • Sering sakit atau terkena infeksi
  • Demam berkepanjangan
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Nyeri tulang dan sendi

Jenis Kanker yang Sering Menyerang Anak. Retinoblastoma

Retinoblastoma adalah kanker yang menyerang retina pada mata. Kanker ini sering dijumpai pada anak usia di bawah 5 tahun. Di Indonesia, kanker ini berada di urutan kedua dari jenis kanker yang sering menyerang anak setelah kanker darah.

Salah satu gejala awal dan khas dari retinoblastoma adalah munculnya “mata kucing”, yaitu kondisi ketika pupil mata anak tampak putih mengkilap saat matanya terkena cahaya.

Selain itu, retinoblastoma juga menimbulkan beberapa gejala lain, seperti mata merah dan bengkak yang tak kunjung membaik, mata juling, salah satu atau kedua bola mata anak membesar, atau anak mengeluh penglihatannya buram.

Kanker otak

Kanker otak juga termasuk dalam salah satu jenis kanker yang sering menyerang anak. Diperkirakan sekitar 25% kasus penyakit kanker pada anak merupakan kanker otak. Gejala kanker otak pada anak bisa berbeda-beda, tergantung ukuran, letak, dan tingkat perkembangan sel kanker atau stadium kanker.

Beberapa gejala kanker otak yang sering terjadi pada anak meliputi sakit kepala berulang, mual dan muntah, pandangan kabur, pusing, kejang, serta kelemahan atau kelumpuhan pada anggota gerak tubuh.

Jenis Kanker yang Sering Menyerang Anak. Neuroblastoma

Neuroblastoma merupakan kanker pada jaringan saraf yang sering menyerang anak usia di bawah 5 tahun, terutama anak laki-laki. Kanker langka ini dapat menyebar dengan cepat ke organ lain, seperti kelenjar getah bening, tulang, sumsum tulang, hati, dan kulit.

Gejala neuroblastoma bisa bermacam-macam, tergantung bagian tubuh yang terserang. Jika menyerang daerah perut, gejalanya bisa berupa nyeri perut, sembelit, perut membengkak, selera makan berkurang, dan penurunan berat badan.

Bila neuroblastoma menyerang saraf tulang belakang anak, kanker ini bisa menyebabkan anak mengalami kelemahan anggota gerak, mati rasa, atau bahkan kelumpuhan.

Jika muncul di dada, neuroblastoma dapat menimbulkan gejala berupa nyeri dada serta sesak napas disertai mengi. Neuroblastoma yang muncul di otak bisa menyebabkan gejala berupa gangguan penglihatan, pupil mata tambak besar atau kecil sebelah, kelopak mata menurun, serta sakit kepala dan kejang.

Limfoma

Limfoma adalah nama lain dari  kanker kelenjar getah bening. Ada dua jenis linfoma, yaitu limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin. Keduanya sama-sama sering menyerang anak, terutama anak berusia lebih dari 5 tahun.

Secara umum, limfoma ditandai dengan munculnya benjolan di beberapa bagian tubuh, seperti leher, ketiak, atau selangkangan akibat pembengkakan kelenjar getah bening. Gejala lainnya bisa berupa demam, gatal-gatal, sesak napas, cepat lelah, batuk, berkeringat di malam hari, dan berat badan turun drastis.

Kanker tulang

Osteosarkoma adalah salah satu jenis kanker tulang pada anak yang sering terjadi, terutama di usia remaja. Gejalanya berupa nyeri tulang saat malam hari atau saat beraktivitas.

Seiring waktu, rasa nyeri disertai dengan pembengkakan di area tulang yang terkena kanker dan terasa sakit jika disentuh, sehingga membuat anak sulit bergerak. Osteosarkoma juga ditandai dengan rapuhnya tulang yang membuat anak rentan mengalami patah tulang tanpa sebab yang jelas saat beraktivitas.

Selain osterosarkoma, jenis kanker tulang yang cukup sering menyerang anak adalah sarkoma Ewing. Gejala sarkoma Ewing pada anak hampir serupa dengan osteosarkoma, yaitu demam tinggi, lemas, mudah lelah, dan berat badan anak berkurang secara drastis.

Kanker nasofaring

Kanker nasofaring pada anak lebih umum terjadi menjelang usia remaja dan jarang terjadi pada anak di bawah usia 14 tahun.

Kanker nasofaring pada anak dapat menimbulkan gejala, seperti munculnya benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening, hidung tersumbat terus-menerus, sering mimisan, telinga berdengung, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan gangguan pendengaran atau tuli pada salah satu telinga.

Tumor Wilms

Tumor Wilms atau nefroblastoma adalah jenis kanker ginjal yang cukup sering menyerang anak-anak usia 2–5 tahun, terutama laki-laki. Beberapa gejala tumor Wilms adalah nyeri dan pembengkakan pada perut, demam, mual dan muntah, selera makan menurun, sesak napas, serta terdapat darah pada urine.

Dengan mengenali tanda dan gejala dari semua jenis kanker yang sering menyerang anak-anak, diharapkan kanker pada anak dapat terdeteksi sejak stadium awal, sehingga penanganan dapat segera dilakukan dan peluang sembuh anak semakin meningkat.

Bila Anda melihat Si Kecil menunjukkan keluhan yang bisa mengarah pada gejala kanker, segera bawa ia ke dokter untuk menjalani pemeriksaan. Untuk mendiagnosis kanker pada anak, dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan seperti foto Rontgen, tes darah, aspirasi sumsum tulang, CT scan, MRI, USG, dan biopsi.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa anak menderita kanker, dokter dapat memberikan penanganan sesuai dengan stadium dan jenis kanker yang diderita anak, mulai dari kemoterapi, operasi, terapi radiasi, hingga transplantasi sumsum tulang. Semakin dini kanker ditangani, semakin besar peluang kesembuhannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *