Seberapa Efektif Kopi dalam Mencegah Kanker?
BANDARQ BERITA KESEHATAN BERITA UNIK

Seberapa Efektif Kopi dalam Mencegah Kanker?

Seberapa Efektif Kopi dalam Mencegah Kanker?. Indeks minat dan daya konsumsi kopi yang besar ini turut memengaruhi banyaknya tinjauan medis terkait konsumsi kopi. Bahkan, sering kali kopi di hubungkan dengan penurunan risiko kanker. Lantas, seberapa efektif kopi dalam mencegah kanker? Simak faktanya berikut ini!

1. Minum kopi bisa menurunkan risiko kanker pankreas pada pria

Minum kopi di katakan dapat membantu meminimalkan terjadinya kanker pankreas. Ini di dasarkan pada metaanalisis berjudul “Coffee Drinking and Pancreatic Cancer Risk: A Meta-analysis of Cohort Studies” dalam World Journal of Gastroenterology tahun 2011.

Studi kohort tersebut meneliti 671.080 individu yang memenuhi kriteria dan 1.496 kasus kanker pankreas, di temukan bahwa subjek yang rutin meminum kopi memiliki poin risiko rendah dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumsi kopi.

Kaitan mengenai konsumsi kopi dan kanker pankreas atau karsinoma pankreas sudah banyak dikaji di berbagai lokus penelitian sejak tahun 1980–an.

Pengamatan terhadap kaitan kopi dan risiko kanker pankreas melalui studi kohort ini merupakan hasil tinjauan dalam rentang 11–14,9 tahun, tetapi tidak ada gambaran komprehensif tentang bukti epidemiologis yang substansial terkait ini.

2. Asam kafeat kopi bisa menghambat pertumbuhan sel tumor 

Roasted bean coffee mengandung beberapa materi kimia kompleks yang bermanfaat bagi tubuh, salah satunya ialah asam kafeat.

Menurut laporan berjudul “Coffee Consumption and Risk of Cancers: A Meta-analysis of Cohort Studies” dalam jurnal BMC Cancer tahun 2011, asam kafeat atau caffeic acid dalam kopi memiliki kemampuan untuk menghambat metilasi DNA dalam sel kanker manusia yang di kultur dan di kaitkan dengan inaktivasi berbagai jalur yang terlibat dalam proses tumorigenik.

3. Kanker hepatoseluler bisa di minimalkan oleh kopi meski masih berbasis studi kohort

Seberapa Efektif Kopi dalam Mencegah Kanker? Ini 5 Faktanya ilustrasi latte dan americano (unsplash.com/Nathan Dumlao)

Berpijak pada laporan ilmiah “Epidemiologic Evidence on Coffee and Cancer” dalam Nutrition and Cancer tahun 2010, lewat tabel analisis kohort dalam peninjauan selama 7–20 tahun pada 1.478 kasus kanker hepatoseluler, di temukan bahwa indeks rasio risiko (risk ratio) sebesar 0,84 dari rentang 0,67–1,05 untuk dosis 3–4 cangkir sehari. Indikasi efek perlindungan dari kopi juga telah terlihat dalam studi kohort dan studi control-case kopi dengan karsinoma hepatoseluler.

Temuan ini telah di konfirmasi dalam dua metaanalisis independen yang di terbitkan dalam forum jurnal ilmiah.

4. Selain di anggap bisa mencegah kanker, penggunaan penyaring kopi bisa meminimalkan penyakit kardiovaskular

Seberapa Efektif Kopi dalam Mencegah Kanker? Ini 5 Faktanya ilustrasi menyeduh kopi dengan wave filter (unsplash.com/Tyler Nix)

Menurut Trine Ranheim dan Bente Halvorsen dalam Molecular Nutrition Food Research, studi epidemiologis menunjukkan keterkaitan konsumsi kopi rebus (tanpa filter) dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Hal ini berkat dua di terpen yang di identifikasi dalam fraksi lipid bubuk kopi, kafestol, dan kahweol karena senyawa tersebut di nilai meningkatkan konsentrasi plasma kolesterol pada manusia.

Berdasarkan tinjauan literatur, asupan kopi harian yang di saring tidak terkait dengan efek buruk pada kardiovaskular. Dengan kata lain, guna mencegah adanya gangguan kardiovaskular, sebaiknya gunakan filter dalam proses penyeduhan kopi.

5. Efektif mencegah kanker prostat, berikut analisis kohort mengenai konsumsi kopi secara rutin

Penelitian ini juga menyebutkan bahwa kanker prostat adalah kanker kedua yang paling sering di diagnosis dan penyebab utama kematian keenam akibat kanker pada pria.

Konsumsi kopi bisa meningkatkan metabolisme glukosa, menurunkan konsentrasi insulin plasma, dan faktor pertumbuhan seperti insulin-1. Selain itu, kopi memiliki manfaat sebagai berikut:

  • Memiliki efek antiinflamasi.
  • Antioksidan.
  • Dapat memengaruhi kadar hormon seks yang semuanya berperan dalam inisiasi, perkembangan, serta perkembangan sel kanker prostat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *