BERITA UNIK

Mimpi Pria Tawaf Sendirian 20 Tahun

PINOQQ– Mimpi yang terwujud tentu membuat orang merasa bahagia dan terberkahi. Apalagi jika mimpi tersebut berkaitan dengan ibadah di Masjidil Haram. Mimpi Pria Tawaf Sendirian 20 Tahun

Sebuah kejadian mengharukan dialami seorang pria yang kisahnya ramai di media sosial. Kisah tersebut diunggah di akun resmi pengelola dua Masjid Suci, @haramain_info, kemudian diunggah kembali pada akun milik ulama Arab Saudi, Mufti Ismail Menk di alamat @muftimenkofficial.

Disebutkan pria tersebut melaksanakan haji 20 tahun lalu. Ketika berada di Masjid Al Khaif di Mina, pria itu bermimpi.

Penasaran dengan isi mimpinya, dia mencari ulama yang ahli dalam menafsirkan mimpi. Setelah bertanya ke sejumlah orang, dia dianjurkan menemui Syeikh Muhammad Al-Rumi yang terkenal ahli dalam menafsirkan mimpi.

Sempat Tak Percaya

Setelah mendengar penuturan pria itu, Syeikh Al Rumi berkata dia akan melaksanakan tawaf mengelilingi Kabah sendirian. Tidak ada satupun orang yang tawaf bersamanya.

” Bagaimana mungkin? Bagaimana bisa orang berhenti tawaf dan hanya saya melakukannya?” tanya pria tersebut waktu itu.

Selang 20 tahun kemudian, apa yang dikatakan Syeikh Al-Rumi terbukti. Pandemi Covid-19 merebak dan Ramadhan tiba.

Saat Ramadhan kemarin, pria itu berada di Masjidil Haram dan melaksanakan tawaf. Sendirian, tanpa ada satupun jemaah lain yang bertawaf.

Jejak Dakwah Kiai Basith, Pejuang Quran di Kaki Gunung Ciremai

Kiai Basith memang sudah tak muda lagi. Tetapi, semangatnya untuk berdakwah tak pernah padam.

Di usianya yang setengah abad lebih, Kiai Basith tak pernah berhenti mendawamkan Alquran. Terutama kepada generasi muda yang akan menjadi penerus dakwah Islam.

Kiai Basith yang saat ini berusia 56 tahun menjadikan rumahnya di Desa Puncak, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat sebagai rumah tahfiz. Di rumah yang dinamai Rumah Tahfiz Al Basityah tersebut, Kiai Basith membimbing para santri segala usia untuk belajar dan menghapal Alquran.

Rumah tahfiz yang terletak di kaki Gunung Ciremai itu sudah beraktivitas 7 bulan lamanya. Sayang, pandemi Covid-19 memaksa rumah tahfiz tersebut tutup untuk sementara waktu.

Mimpi Pria Tawaf Sendirian 20 Tahun

” Sudah tidak ada kegiatan santri menghafal sama sekali sejak dua pekan sebelum diberlakukannya PSBB di wilayah Kuningan,” ujar Kiai Basith.

Tak Semua Punya Gadget

Aktivitas menghapal Alquran di lingkungan tempat tinggalnya pun terhambat. Apalagi, banyak santri maupun walinya tidak memiliki gadget sehingga tidak bisa belajar secara online. Mimpi Pria

” Wali santri ataupun santrinya tidak semuanya memiliki gadget, jadi kegiatan online juga tidak ada,” ucap Kiai Basith.

Kyai Basith menjadi salah satu guru ngaji di wilayah pelosok yang telah mengajarkan Alquran. Atas semangat dakwah yang begitu tinggi, PPPA Daarul Quran memberikan apresiasi berupa bingkisan Ramadhan.

Kiai Basith menerima bingkisan Ramadhan dari Daarul Quran Cirebon (Istimewa)

Penyaluran bingkisan rupanya tidaklah mudah. Tim Daarul Quran Cirebon harus menempuh medan yang cukup sulit untuk sampai di rumah Kiai Basith.

Ditambah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kabupaten Kuningan menjadi kendala tersendiri. Banyak jalan ditutup sehingga tim harus mencari alternatif jalur.

” Beberapa kali memutar jalan melewati daerah yang jauh dikarenakan akses masuk desa ditutup warga guna menghindari penyebaran wabah,” ujar salah seorang tim program PPPA Daarul Quran Cirebon, Syauqi Fahrizal.

Daarul Quran Dampingi Guru Ngaji

Direktur Utama PPPA Daarul Quran, Abdul Ghofur, mengatakan selama Ramadhan dan masa pandemi Covid-19 pihaknya aktif mendampingi para guru ngaji di hampir seluruh pelosok nusantara. Mimpi Pria

Ini adalah upaya Daarul Quran untuk menjaga semangat para guru ngaji agar tetap istiqamah mendakwahkan Alquran.

” Inti gerak dari Laznas PPPA Daarul Quran adalah dakwah tahfizul Quran. Sehingga, kami berusaha membersamai para guru ngaji ini, seperti Kiai Basith, untuk melalui masa krisis Covid-19 dengan memberikan bantuan guna memenuhi kebutuhan pokok mereka,” kata Ghofur.

Dia melanjutkan para guru ngaji ini telah banyak berjasa mengajarkan anak-anak bisa mengeja huruf hijaiyah. ” kami ingin menjaga api semangat dakwah mereka tetap menyala meski kelas-kelas pengajian diliburkan,” tutup dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *