Uncategorized

Mitos Seputar Penggunaan Sunscreen Perlu Diluruskan

PinoqqLounge – Mitos Pakai sunscreen adalah ritual wajib setiap hari. Pasalnya, paparan sinar matahari berlebihan bisa menjadikan kulit rusak, bermasalah, dan cepat menua. Bahkan saat cuaca mendung, sinar ultra violetnya masih bisa membahayakan kulit. Karena itulah, sunscreen tidak boleh absen dari skincare harian.

Banyak yang sudah paham kalau sunscreen penting. Namun, masih banyak juga miskonsepsi seputar produk ini yang masih terpelihara di masyarakat. Apa saja mitos seputar sunscreen yang perlu diluruskan? Berikut ini beberapa di antaranya. Pinoqq

1. Semua Sunscreen Memiliki Proteksi yang Bagus terhadap Sinar UV

Faktanya tidak semua sunscreen di pasaran memiliki proteksi yang cukup terhadap paparan sinar UVA dan UVB. Dilansir EWG, UVA dan UVB sama-sama memiliki dampak paling kuat yang menyebabkan kanker kulit. Namun, UVA dapat meresap pada kulit lebih dalam lagi sehingga dapat membuat kulit cepat menua dan menimbulkan keriput. Sedangkan efek UVB adalah sensasi terbakar (sunburn) dan inflamasi. Karena itulah, paparan sinar UVA dapat menjadi penyebab masalah kulit yang berkepanjangan.

Food and Drugs Administration yang mengatur regulasi makanan dan obat-obatan di Amerika Serikat menyatakan bahwa sekitar 70 persen produk sunscreen yang beredar di pasaran tidak dapat melindungi kulit dari UVA dan UVB sekaligus.

2. Semakin Tinggi SPF Sunscreen, Semakin Tinggi Proteksinya

Faktanya tidak ada SPF yang dapat sepenuhnya memproteksi kulit dari sinar UV. Dilansir Cancer Center, SPF 30 hanya dapat menangkal sebanyak 97 persen sinar UV. Sisanya hanya akan menambah satu atau dua persen, tetapi tidak 100 persen. Lama penangkalannya pun sama rata, yaitu hanya sekitar dua jam atau kurang.

Maka dari itu, menggunakan SPF 15 sampai SPF 50+ pun menjadi anjuran bagi semua orang. Karena penelitian oleh FDA membuktikan bahwa penggunaan sunscreen di atas SPF 50+ dapat menyebabkan tingginya eksposur sinar UVA. Hal ini pun dapat meningkatkan potensi kanker kulit, karena tingginya SPF tidak akan memberikan tingkat proteksi UVA yang cukup bagi kulit.2 dari 3 halaman

3. Penggunaan Sunscreen dapat Menghambat Penyerapan Vitamin D

Teorinya, perlindungan terhadap sinar UVB yang ditawarkan sunscreen dapat menghambat penyerapan vitamin D yang dibawanya. Karena itulah, banyak yang ragu menggunakan sunscreen karena khawatir kulit tidak bisa menyerap vitamin D dengan baik.

Dilansir Harvard Health Publishing, belum ada penelitian yang membuktikan kalau penggunaan sunscreen membuat penyerapan vitamin D berkurang. Pasalnya, pemakaian sunscreen mayoritas warga pun masih belum intensif dan menyeluruh. Walaupun begitu, penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk memastikan hal ini.

4. Tak Perlu Sunscreen Jika Tak Keluar Rumah

Walaupun tidak terpapar sinar matahari secara langsung, sinar UV masih bisa memasuki ruangan, menembus kaca, maupun jendela. Hampir tidak mungkin jika Anda tidak terpapar sinar matahari sama sekali.

Kecuali rumah Anda benar-benar tertutup, maka Anda tetap butuh perlindungan dari sunscreen. Hal ini tak bisa ditawar lagi.

5. SPF dapat Diperoleh dari Makeup dengan SPF

Faktanya, makeup ber-SPF saja tidak cukup untuk memberikan proteksi maksimal terhadap sinar UV. Pasalnya, SPF hanya diaplikasikan pada wajah. Kadarnya pun mungkin tidak mencukupi.

Anda tetap perlu mengaplikasikan sunscreen sebelum menimpanya dengan makeup. Bagaimanapun, SPF pada makeup lebih cepat luntur.

Demikian berbagai mitos dan miskonsepsi tentang sunscreen yang perlu diluruskan
BAca Juga Yah : Gara-Gara Tak Beri Restu, Lansia Digorok Pemuda

Mitos Seputar Penggunaan Sunscreen Perlu Diluruskan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *