BERITA KESEHATAN BERITA VIRAL

Surat Terbuka Dari Perawat Wuhan

PinoQQ Lounge Surat Terbuka Dari Perawat Wuhan . Dua perawat di Wuhan terbitkan surat terbuka tentang permohonan agar petugas kesehatan dari seluruh dunia datang ke China untuk membantu memerangi virus corona COVID-19.

Surat terbuka ini dibuat oleh Yingchun Zeng dari Rumah Sakit Guangzhou Medical dan Yan Zhen dari Rumah Sakit Sun Yat-sen Memorial.

Zeng dan Zhen adalah dua dari 14.000 perawat di China yang ditugaskan ke Wuhan untuk menjadi sukarelawan. Yakni kelelahan dan harus bekerja berlebihan tanpa proteksi akibat kekurangan staf. Banyak dokter pun harus menemui pasien tanpa mengenakan masker atau pelindung tubuh yang tepat.

“Kami membutuhkan lebih banyak bantuan. Kami meminta perawat dan staf medis dari seluruh negara di dunia untuk datang ke China sekarang membantu kami dalam pertempuran ini,” kata Zeng dan Zhen.

“Kondisi dan lingkungan di sini di Wuhan lebih sulit dan ekstrim daripada yang bisa kita bayangkan,” lanjut mereka.

Surat itu menggambarkan betapa mirisnya kondisi di Wuhan dan bagaimana petugas kesehatan kewalahan dalam menangani pasien COVID-19. Mereka pun mengaku sudah kekurangan berbagai peralatan pelindung seperti masker N95, kacamata dan baju pelindung, hingga sarung tangan.

Kelelahan Perawat Wuhan Surat Terbuka Dari Perawat Wuhan

Perawat Wuhan Surat Terbuka Dari Perawat Wuhan

Tak hanya itu, Zeng dan Zhen juga menceritakan bahwa banyak staf medis yang mengalami luka di bagian telinga dan dahi akibat mengenakan masker selama berjam-jam. Beberapa perawat pingsan karena hipoglikemia atau gula darah yang turun di bawah batas normal.

Mereka bahkan menggunakan kembali peralatan yang sama, padahal seharusnya peralatan tersebut harus diganti secara teratur. Menurut seorang pejabat kesehatan, beberapa staf sampai mengenakan popok untuk menghindari melepas pakaian pelindung agar membuatnya bertahan lebih lama.

“Meskipun kami adalah perawat profesional, kami juga manusia. Seperti orang lain, kita merasakan ketidakberdayaan, kecemasan, dan ketakutan. Perawat berpengalaman kadang-kadang menyempatkan waktu untuk menghibur dan meredakan kecemasan kita,” jelas mereka.

“Tetapi perawat yang berpengalaman pun mungkin akan menangis, karena kita tidak tahu berapa lama kita perlu tinggal di sini dan kita adalah kelompok yang berisiko tinggi untuk terinfeksi COVID-19,” pungkasnya.
Baca Juga : Kondom Tidak Menjamin 100 Persen Melindungi Kami .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *