BERITA UNIK

Kerajaan Aneh Muncul karena Sosial Media

PinoQQLounge – Beberapa minggu ini masyarakat dihebohkan dengan kemunculan kerajaan aneh. Sebut saja Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire. Kerajaan Aneh Muncul karena Sosial Media

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI), Azyumardi Azra mengatakan, fenomena tanpa dasar sejarah itu merupakan bentuk diinformasi masyarakat. Salah satunya berasal dari media sosial (medsos).

” Saya kira karena adanya disorientasi karena perubahan yang begitu cepat melalui komunikasi yang instan, medsos dan macam-macam. Jadi, informasi itu dengan cepat, menyebar dan kemudian orang kadang gak memiliki pengetahuan yang jelas mengenai itu,” ujar Azyumardi di kantor MUI, Jakarta, Rabu, 22 Januari 2020.

Azyumardi mengatakan, masyarakat biasanya akan mudah tergiur dengan iming-iming akan mendapat kekayaan, apabila bergabung dengan kelompok itu. Terlebih, ketika pemimpin kelompok atau rajanya mengaku dekat dengan tokoh tertentu.

” Intinya mereka memperlihatkan bahwa masyarakat kita itu masih sangat kuat kecenderungan, untuk menempuh segala sesuatu itu secara jalan pintas. jalan pintas itu cepat kaya,” ucap dia. PINOQQ

Selain itu, kata dia, dasar kekecewaan masyarakat terhadap situasi politik Indonesia juga dapat mempengaruhi membentuk kelompok yang dapat menciderai ideologi bangsa.

” Mungkin di antaranya warga secara politik ada yang kecewa, wah ini iming-iming kerajaan,” kata dia.

Keraton Agung Sejagat Bubar, `Raja` Totok: Itu Fiktif

Totok Santoso dan Fanni Aminadia akhirnya mengaku sebagai ‘Raja’ dan ‘Ratu’ Keraton Agung Sejagat yang merupakan kerajaan fiktif. Pengakuan mengejutkan tersebut terucap setelah keduanya menjalani proses pemeriksaan di Polda Jawa Tengah.

” Saya memohon maaf karena Kerajaan Agung Sejagat yang saya dirikan itu fiktif,”
Sang raja fiktif juga meminta maaf telah membuat kegaduhan karena kerajaan yang telah diciptakannya.

” (Mohon maaf) telah membuat resah masyarakat, khususnya masyarakat Purworeja dan masyarakat pada umumnya,” ucap dia.

Kuasa hukum Totok, Muhammad Sofyan juga meminta masyarakat untuk tidak lagi membicarakan masalah Keraton Agung Sejagat yang selama ini viral.

” Intinya ini permohonan maaf kepada masyarakat, otomatis keraton yang didirikan sudah bubar. Dengan begitu, mereka meminta publik tidak lagi membicarakan lagi KAS yang diakui hanya karangan belaka,” kata Sofyan.

Cerita Penari Serimpi Temukan Keanehan Saat Diundang ke Keraton Agung Sejagat

Sebelum kasusnya mencuat, Keraton Agung Sejagat pernah membuat pagelaran seni. Acara ini dihelat di rumah kontrakan Toto Santoso yang berlokasi di RT 05/RW 04 Dusun Berjo Kulon, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pagelaran itu turut mengundang pada penari Serimpi. Salah satu yang diundang bernama Nina.

Nina, bukan nama sebenarnya, menceritakan pengalamannya saat menari di Keraton Agung Sejagat. Cerita tersebut kembali disebarkan pengguna Twitter, Erwita Danu Gondohutami.

” Mau ikut cerita yang lagi viral ah. Temenku, sebut saja Nina, pernah nggak sengaja nari di acaranya Keraton Agung Sejagat,” kata pemilik akun Twitter @Erwitami.

Pengalaman tersebut awalnya diceritakan Nina di grup WhatsApp pada Oktober 2019. Erwita menyebut, Nina bersama tiga kawannya diminta tampil di acara itu.

” Waktu itu Mbak Nina dan kawan-kawannya disuruh pentas di angkringan di daerah Godean. Gak tahu acara apa cuma tiba-tiba suruh nari Serimpi gitu aja,” kata dia.

Ada Perbedaan

Kecurigaan mulai terasa saat si permaisuri, Fanni Aminadia menyalakan dupa. Ternyata dupa tersebut bukan untuk sesajen.

” Temenku dah badmood parah karena waktu nari suruh kepalanya dikasih dupa. Ya kali dia mau. Sudah menyalahi aturan pakem dandan Jawa yang benar, berbahaya buat keselamatan kepala pula,” tulis dia.

Nina memotret aktivitas pagelaran. Menurut Erwita, dandanan orang-orang di lokasi itu sungguh aneh.

Nina sempat dijadikan bahan bercandaan di grup pertemanan WhatsApp. Meski begitu, kata Nina, ada perbedaan yang cukup terlihat dari kegiatan mereka.

” Cuma sekarang kostumnya lebih fancy aja, nggak pakai klebet atau sayap merah gitu,” kata Erwita menirukan Nina.

Raja Keraton Agung Ternyata Pernah Buka Angkringan

Toto Santoso dan Fanni Aminadia, raja dan ratu Keraton Agung Sejagat diamankan Polda Jawa Tengah. Dari pemeriksaan terungkap sejumlah fakta mengenai peran Toto sebelum menjadi raja.

Sebelum menjadi raja, Toto ternyata membuka angkringan di kontrakannya di Sleman, Yogyakarta, Dia mendirikan kontrakan tersebut sejak 2018 bersama komunitasnya.

angkringan tersebut berdiri di RT 05/RW 04 Dusun Berjo Kulon, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman. Rumah kontrakan ditempati Toto selama dua tahun.

” Pemilik kontrakan itu kebetulan budhe saya. Pak Toto sudah tinggal lebih kurang sekitar dua tahun di kontrakan tersebut,” kata Bejret.

Rumah itu memiliki gapura yang terbuat dari bambu. Terpasang bendera merah putih di gapura tersebut.

Angkringan Online

Di bagian teras tampak logo berwarna kuning emas. Logo tersebut mirip dengan logo yang ada di Keraton Kerajaan Agung di Purworejo, Jawa Tengah.

Bejret menyebut Toto kerap berada di rumah kontrakan tersebut. ” Sering di rumah. Biasanya mainan laptop di gazebo itu. Dari siang sampai pagi (subuh) di depan laptop terus,” kata dia.

Angkringan yang dibuat Toto itu hanya melayani pembelian melalui aplikasi ojek online.

” Jadi yang beli ke situ (angkringan) ga ada. Biasanya pakai aplikasi ojek online. Kalau cuma satu maupun dua ya ada yang beli,” urai Bejret.

Bukan Suami Istri

Kerajaan Aneh Muncul karena Sosial Media

Sekretaris Desa Sidoluhur, Fajar Nugroho menerangkan pihak pemerintahan desa pernah memanggil Toto. Pemanggilan ini berkaitan dengan kegiatan Toto.

” Pernah ketemu tahun 2018. Pak Toto kita panggil ke sini (kantor desa). Kita minta penjelasan sebenarnya tempat itu mau digunakan untuk apa? Beliau menjawab akan mengembangkan semacam usaha angkringan,” kata Fajar.

Seperti diketahui, Toto dan Fanni, yang dikenal sebagai raja dan permaisuri, bukanlah sepasang suami istri. Kapolda Jawa Tengah, Irjen Rycko Amelda Daniel mengatakan, Toto dan Fanni sebagai teman dekat.

Pakaian Kebesaran

Dia mengatakan, nama panggilan Kanjeng Ratu Dyah Gitarja dibuat saat Toto Santoso berperan sebagai raja Keraton Agung Sejagat yang namanya menjadi Toto Santoso Hadiningrat.

Toto mengukuhkan diri sebagai raja saat musim dingin Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara. Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Pengelolaan Objek Wisata Dieng Aryadi Darwanto.

” Pasti, karena namanya sama Pak Totok itu, ratunya juga sama, ada namanya. Waktu itu sebelum prosesi mereka juga sempat bermalam di rumah tetua adat sini, dia dikasih pakaian kebesaran, masih disimpan sepertinya, karena ada rumbai-rumbai di belakang jadi enggak mau pakai,” kata Aryadi

esi pengukuhan raja dan doa bersama memperingati 1.000 tahun Raja Sanjaya dilakan sekitar pukul 22.00 WIB.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *