Puisi Tentang Hati dan Perasaan Meluapkan perasaan bisa dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan membaca puisi. Puisi itu bisa mengekspresikan perasaan yang bahagia maupun hancur, misalnya tentang cinta.
Puisi Tentang Hati dan Perasaan Di bawah ini adalah kumpulan puisi tentang hati dan perasaan yang menyentuh hati dan perasaan pembacanya. Puisi ini ditulis oleh para penyair sehingga memiliki makna yang mendalam.
Aku Tengah Menantimu – Sapardi Djoko Damono
tentang dan perasaan yang pertama ditulis oleh penyair kenamaan Indonesia Sapardi Djoko Damono. Puisi ini menggambarkan perasan yang kosong dan harapan yang tertahan saat menunggu seseorang.
Kangen – WS Rendra
Dalam puisi Kangen, Rendra menunjukkan perasaan yang sedih dan sepi. Penyair dalam puisi ini menggunakan diksi kemerdekaan untuk menggambarkan kebebasan individu dan hidup seseorang dalam kesendirian cinta.
Cintaku Jauh di Pulau – Chairil Anwar
Chairil Anwar juga menulis puisi tentang hati dan perasaan. Namun, puisi yang selanjutnya ini lebih menceritakan kisah cinta yang terpisah oleh jarak dan waktu. Sayang pada akhirnya, ajal justru menjemput sebelum pertemuannya dengan sang kekasih.
Ketika Ada Yang Bertanya Tentang Cinta – Aan Mansyur
Ada banyak hal yang bisa menggambarkan kesedihan sesorang karena cinta dalam puisi Aan Mansyur. Ia menggambarkan sulitnya mendapatkan cinta, bagaimana menjangkaunya, dan kesepiannya seseorang karena kehilangannya.
Cinta Tanpa Tanda – Sujiwo Tejo
Sujiwo Tejo dalam puisi tentang hati dan perasaan ini telah menyerahkan segalanya untuk cinta pada tokoh aku. Namun, ia tidak bisa merasakan tokoh kau membalas kejelasan cintanya.
Cinta Tanpa Tanda
Karya: Sujiwo Tejo
Telah ku tandakan semesta cintaku
Kau tandaskan cinta tanpa tanda
Kuhasratkan isyarat sahaja
Kau isyaratkan pintaku terlampau
Terlampau berprasyarat cintaku
Kau isyaratkan cinta tanpa tanda
Berulang berbulan berwewinduan (kurindu)
Kupejam kutajamkan asah rasa (kubaca tanda)
Mata kubutakan terawangku hanya dengan rasa (kubaca tanda)
Kuping hidung lidah rabaanku pun telah kuenyahkan (kubaca tanda)
Tipu daya panca indrapun telah tuntas kusingkirkan (kubaca tanda)
Kutandai kurasai semesta yang tak kasat mata
Katamu kumasih jadi budak pancaindra yang membuatku terkecoh.
Baca Juga : Mundur dari Hubungan Jika Camer dan Ipar Tak Menyukaimu
SITUS JUDI ONLINE TERPECAYA SEINDONESIA