5 bahaya bayi kuning, jangan sepele dengan tanda tanda ini
BERITA UNIK

5 bahaya bayi kuning, jangan sepele dengan tanda tanda ini

PinoqqLounge5 bahaya bayi kuning, jangan sepele dengan tanda tanda ini

Kuning merupakan tanda kelebihan zat pigmen kuning (bilirubin) dalam tubuh. Bayi-bayi yang baru lahir sering mengalami kuning karena tubuh mereka masih belum mampu mengolah dan membuang bilirubin secara sempurna. Akibatnya, bilirubin akan menumpuk di rongga bawah kulit, mengutip penjelasan dari publikasi StatPearls.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sebanyak 3 dari 5 bayi baru lahir mengalami kuning dan akan menghilang maksimal 14 hari setelah lahir. Namun, tahukah kamu terdapat beberapa tanda bahaya pada bayi kuning? Yuk, kita kenali tandanya!

Kuning langsung muncul di seluruh tubuh

Merujuk pada Buku Ajar Neonatologi yang disusun oleh IDAI tahun 2008, tanda kuning pada kulit bayi paling pertama muncul dari daerah kepala, lalu menyebar ke leher, perut, dan terakhir anggota gerak. Proses ini biasanya terjadi secara bertahap.

Menurut laporan dalam jurnal Sari Pediatri tahun 2018, kuning yang sudah mencapai ujung telapak tangan dan kaki menandakan kadar bilirubin darah sudah terlampau tinggi, yaitu di atas 18 mg/dL. Kadar bilirubin sebesar itu tidak normal terjadi pada bayi baru lahir, sehingga membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.

Kuning sudah muncul sejak lahir

Kebanyakan bayi baru lahir mengalami kuning setelah 24 jam setelah lahir. Saat baru lahir, bilirubin masih belum banyak di hasilkan oleh tubuh bayi, sehingga kuning jarang di temui pada bayi berusia di bawah 24 jam.

Oleh sebab itu, bayi yang sudah kuning sejak lahir harus di waspadai. Menurut laporan berjudul “Early onset jaundice in the newborn: Understanding the ongoing care of mother and baby” dalam British Journal of Midwifery, kondisi ini bisa di sebabkan oleh kelainan enzim bawaan ataupun penyakit, reaksi golongan darah yang tidak cocok. Pada beberapa kasus, infeksi yang berat juga dapat menyebabkan kuning pada bayi.

Kuning disertai kejang

Bilirubin bebas biasanya akan menyebar dalam darah, sedangkan bilirubin terikat akan di buang melalui tinja atau air seni. Apabila kadarnya terlalu tinggi, bilirubin bebas dapat menembus dan merusak jaringan otak.

Kondisi ini di sebut sebagai kernikterus. Di lansir dari tulisan mother&beyond.id di tahun 2021, bayi dengan kernikterus akan mengalami kuning di sertai kejang, lemas, penurunan kesadaran, hingga kelumpuhan. Untuk mencegah kerusakan otak yang lebih serius, bayi dengan kernikterus harus segera di tangani oleh dokter. BANDARQ

Tinja atau urine bayi berwarna aneh

Sebagian besar bilirubin terikat akan di alirkan melewati saluran empedu dan di buang lewat air seni ataupun tinja. Bilirubin akan membuat tinja berwarna kuning kecokelatan dan urine berwarna kekuningan.

Mengutip informasi pada laman resmi RSUP Dr. Sardjito yang terbit pada tahun 2021, warna tinja atau urine bisa menjadi penanda adanya kelainan bilirubin. Pada bayi dengan saluran empedu yang buntu (atresia bilier), bilirubin tidak bisa di keluarkan dari kantung empedu. Akibatnya, warna air seni menjadi gelap seperti teh dan warna tinja menjadi pucat seperti dempul. BANDARQ

Kuning di sertai demam

Infeksi pada bayi baru lahir cukup sering di temukan. Kuman bisa berasal dari sejak bayi dalam kandungan, saat persalinan, ataupun setelahnya. Sebagian infeksi tersebut dapat menyebabkan kuning pada bayi. BANDARQ

Biasanya bayi-bayi yang terinfeksi cytomegalovirus (CMV), virus hepatitis, ataupun rubella dapat mengalami kuning. Gejalanya juga dapat di sertai demam, muntah-muntah, malas menyusu, dan napas cepat. Bayi dengan kondisi demikian perlu mendapat penanganan yang segera oleh dokter.

baca juga : Pengakuan Cinta Laura Tak Ingin Punya Anak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *